aRtmGj9nYCRgAUanjInMp3gEbQOqXBW58gLhi6IP

Konsep Dasar Kota

Zona Geografi - Konsep Dasar Kota - Pada artikel sebelumnya kita telah membahas tentang desa, kali ini kita akan berpindah membahas mengenai kota, langsung saja kita bahas di bawah ini.


Pengertian Kota

Para ahli memberi pengertian tentang kota sesuai dengan sudut pandang keilmuannya masing-masing. Pengertian kota menurut beberapa ahli sebagai berikut 

Bintarto (1983:36) menyebutkan bahwa kota dapat diartikan sebagai suatu sistem  jaringan kehidupan manusia yang ditandai dengan kepadatan penduduk yang tinggi, dan diwarnai dengan strata sosial ekonomi yang heterogen dan coraknya yang materialistis. Hal menonjol yang membedakan desa dengan kota adalah desa merupakan masyarakat agraris, sedang kota nonagraris;  

Wirth, kota adalah suatu permukiman yang cukup besar, padat dan permanen, dihuni oleh orang-orang yang heterogen kehidupan sosialnya; 

Max Weber, kota adalah sustu daerah tempat tinggal yang penghuni setempat dapat memenuhi  sebagian besar kebutuhan ekonominya di pasar lokal.

Dalam pengertian geografis, kota merupakan suatu tempat yang penduduknya rapat, rumah-rumahnya berkelompok kompak, mata pencaharian penduduk bukan pertanian.

Klasifikasi Kota

Klasifikasi Kota Berdasarkan Jumlah Penduduk

Kota dapat diklasifikasikan berdasarkan jumlah penduduk, tahap perkembangan serta fungsi kota.  

Berdasarkan jumlah penduduknya, di Indonesia kota dapat dibedakan atas : 

  • Kota kecil    : 20.000  - < 100.0000 orang 
  • Kota sedang    :  100.000 - < 500.000 orang 
  • Kota besar    : 500.000 - < 1000.000 orang 
  • Kota metropolis  : 1000.000- 5.000.000 orang 
  • Kota megapolitan  : lebih dari 5.000.000 orang 

Klasifikasi kota berdasarkan tahap perkembangannya 

Lewis Mumford  dalam Rahardjo (1982:1)  mengklasifikasi kota berdasarkan tingkat perkembangannya sebagai berikut: 

  • Tahap eopolis, yaitu suatu wilayah yang  berkembang dan sudah diatur ke kehidupan kota;  
  • Tahap polis, kota yang masih memiliki ciri kehidupan agraris,sebagai pusat keagamaan dan pemerintahan; 
  • Tahap  metropolis, yaitu kota besar, kota induk yang perekonomiannya sudah mengarah ke sektor industri; 
  • Tahap  megapolis, wilayah perkotaan yang terdiri atas beberapa kota metropolis  yang berdekatan lokasinya sehingga membentuk jalur perkotaan yang sangat besar dan telah mencapai tingkat tertinggi; 
  • Tahap  tiranopolis, kota yang sudah  mengalami kemerosotan moral  dan akhlak manusianya,  diliputi oleh kerawanan sosial dan sulit dikendalikan, misalnya angka kriminalitas yang tinggi, kemacetan lalu lintas, kerusakan lingkungan; 
  • Tahap  nekropolis, kota yang kehidupannya mulai sepi, menuju kearah keruntuhan, bahkan  berkembang menjadi kota mati, kota yang sudah mengalami kehancuran peradabannya.

Klasifikasi kota berdasarkan fungsi

  • Kota pusat perdagangan, baik perdagangan domestik maupun internasional, contoh kota Singapura, Hongkong, Jakarta;
  • Kota pusat kebudayaan, misal kota Yogyakarta, Surakarta;
  • Kota pusat perkebunan, misalnya Bogor, Tangjung Balai, Pematang Siantar;
  • Kota pusat pemerintahan, contoh Jakarta, Kuala Lumpur, Manila;
  • Kota pusat pertambangan, misal Timika, Tembagapura, Soroako.

Pada umumnya kota berfungsi sebagai pusat pemerintahan, pusat perdagangan dan pusat jasa. Berbagai fasilitas kehidupan tersedia di kota, oleh karena itu kota mempunyai daya tarik kuat bagi penduduk di sekitarnya. Banyak penduduk luar kota berdatangan ke kota, baik yang menetap maupun hanya sebagai penglaju.


Ciri-ciri Kota

Menurut Bintarto, ciriciri kota dibedakan menjadi dua sebagai berikut. 

Ciri-Ciri Fisik Kota

  • Sarana perekonomian seperti pasar atau supermarket. 
  • Tempat parkir yang memadai. 
  • Tempat rekreasi dan olahraga. 
  • Alun-alun. 
  • Gedung-gedung pemerintahan. 

Ciri-Ciri Sosial Kota

  • Masyarakatnya heterogen. 
  • Bersifat individualistis dan materialistis. 
  • Mata pencaharian nonagraris. 
  • Corak kehidupannya bersifat gesselschaft (hubungan kekerabatan mulai pudar). 
  • Terjadi kesenjangan sosial antara golongan masyarakat kaya dan masyarakat miskin. 
  • Norma-norma agama tidak begitu ketat. 
  • Pandangan hidup lebih rasional. 
  • Menerapkan strategi keruangan, yaitu pemisahan kompleks atau kelompok sosial masyarakat secara tegas.


Tahap Perkembangan Kota

Taylor mengklasifikasikan kota berdasarkan karakteristik dinamika fungsionalnya, karakteristik tersebut adalah sebagai berikut, 

Tahap awal/infantil (the infantil stage)

Pada tahapan ini belum terlihat adanya pembagian yang jelas mengenai daerah-daerah permukiman dengan daerah – daerah perdagangan. Selain itu juga belum terlihat adanya perbedaan kawasan pemukiman kelas bawah dan kelas atas. Bangunan-bangunan yang ada masih tidak teratur. 

Tahap muda/juvenil (the juvenil stage) 

Pada tahapan ini mulai terlihat adanya proses pengelompokan pertokoan pada bagian-bagian kota tertentu. Kawasan permukiman kelas menengah ke atas sudah mulai bermunculan di pinggiran kota dan munculnya kawasan pabrik. 

Tahap dewasa 

Pada tahap ini nampak terlihat adanya gejala-gejalasegresi fungsi-fungsi (Pemisahan fungsi-fungsi). Tahap ini sudah terlihat adanya perbedaan antara permukiman kelas atas dan kelas bawah 

Tahap ketuaan (the senile stage) 

Pada tahap ini ditandai adanya pertumbuhan yang terhenti (cessation of growth), kemunduran dari beberapa distrik dan kesejahteraan ekonomi penduduknya menunjukkan gejala-gejala penurunan. Kondisi – kondisi seperti ini terlihat didaerah-daerah industri.


Related Posts
Zona Geografi
Seorang penggiat pengetahuan geografi yang selalu ingin berbagi pengetahuan dan informasi mengenai fenomena yang terjadi di Bumi

Related Posts

Posting Komentar