aRtmGj9nYCRgAUanjInMp3gEbQOqXBW58gLhi6IP

Pengolahan Data dan Analisis Kependudukan

Pada materi sebelumnya telah bahas mengenai sumber data kependudukan. Data-data tersebut tidak langsung dapat ditafsirkan tetai harus diolah melalui perhitungan dengan rumus tertentu yang kemudian dianalisis untuk diambil sebuah kesimpulan tentang gejala demografi yang terjadi. Secara sederhana pengolahan dan analisis data kependudukan tersebut adalah sebagai berikut:

1. Menghitung Angka Kelahiran dan Kematian

a. Menghitung Angka Kelahiran Kasar (Crude Birth Rate)

Angka ini menunjukkan jumlah kelahiran per 1000 penduduk dalam suatu periode tertentu - biasanya satu tahun.Angka ini diperoleh dengan membagi jumlah kelahiran yang terjadi dengan jumlah penduduk pada pertengahan tahun.

Untuk mengkategorikan tinggi rendahnya tingkat kelahiran suatu wilayah dapat menggunakan Penggolongan angka kelahiran kasar (CBR) sebagai berikut:

1) Angka kelahiran rendah apabila kurang dari 30 per 1000 penduduk.

2) Angka kelahiran sedang, apabila antara 30 – 40 per 1000 penduduk.

3) Angka kelahiran tinggi, apabila lebih dari 40 per 1000 penduduk.


b. Menghitung Angka Kematian Kasar (Crude Death Rate)

Menunjukkan   jumlah   kematian   per 1000 penduduk dalam periode tertentu. Rumus CDR:

Untuk mengkategorikan tinggi rendahnya tingkat kematian suatu wilayah dapat menggunakan Penggolongan angka kelahiran kasar adalah sebagai berikut.

1) angka kematian rendah apabila kurang dari 10 per 1000 penduduk

2) angka kematian sedang, apabila antara 10 – 20 per 1000 penduduk

3) angka kematian tinggi, apabila lebih dari 20 per 1000 penduduk


2. Menghitung Pertumbuhan Penduduk

a. Faktor yang mempengaruhi Pertumbuhan penduduk

Pertumbuhan penduduk dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu :

1) Faktor alami, yaitu kelahiran (natalitas) yang bersifat menambah penduduk dan kematian (mortalitas) yang bersifat mengurangi jumlah penduduk.

2) Faktor non alami, yaitu migrasi masuk (imigrasi) yang bersifat menambah jumlah penduduk dan keluar (emigrasi) yang bersifat mengurangi Jumlah penduduk. 

b. Kriteria pengukuran tingkat pertumbuhan penduduk

Kriteria pengukuran tingkat pertumbuhan penduduk adalah :

1) pertumbuhan penduduk rendah: < 1%

2) pertumbuhan penduduk sedang: 1 – 2%

3) pertumbuhan penduduk tinggi: > 2% 

c. Rumus perhitungan pertumbuhan penduduk

Pertumbuhan penduduk dapat dibedakan menjadi pertumbuhan penduduk alami, pertumbuhan penduduk total, pertumbuhan penduduk geometri dan pertumbuhan penduduk eksponensial.

1) Pertumbuhan penduduk alami, yaitu selisih jumlah kelahiran dengan jumlah kematian. 

Rumus :


Keterangan:

Pt    : jumlah penduduk tahun akhir perhitungan 

Po    : jumlah penduduk tahun awal perhitungan 

L    : jumlah kelahiran 

M : jumlah kematian


2) Pertumbuhan penduduk total, yaitu selisih jumlah kelahiran dengan jumlah kematian ditambah selisih jumlah imigrasi dengan jumlah emigrasi.

Rumus :

Keterangan :

Pt  : jumlah penduduk tahun akhir perhitungan 

Po : jumlah penduduk tahun awal perhitungan 

L : jumlah kelahiran 

M : jumlah kematian 

I : jumlah  imigrasi 

E : jumlahemigrasi


3) Pertumbuhan Penduduk Geometri

Rumus :

Keterangan : 

Pt : jumlah penduduk akhir tahun 

Po : jumlah penduduk awal tahun 

1 : bilangan konstanta 

r : rata-rata tingkat pertumbuhan pertahun 

t : lama waktu perhitungan


3. Menghitung Proyeksi Penduduk

Proyeksi penduduk adalah perkiraan jumlah penduduk di masa yang akan datang. Proyeksi penduduk sangat dibutuhkan untuk menyusun perencanaan pembangunan, di antaranya adalah untuk perencanaan sarana dan prasarana pendidikan, kesehatan, pemukiman, dan perhubungan.

Rumus :

Keterangan: 

Pn : jumlah penduduk pada tahun ke-n 

Po : jumlah penduduk awal 

r : persentase tingkat pertumbuhan penduduk 

n : jangka waktu

Selain dapat menentukan berapa jumlah penduduk di tahun yang akan datang, proyeksi penduduk juga dapat menghitung waktu dimana jumlah penduduk akan dua kali lipat.

Rumus :

Keterangan: 

DT : double time 

r : angka pertumbuhan penduduk


4. Menghitung Kepadatan Penduduk

Kepadatan penduduk adalah banyaknya penduduk per satuan unit wilayah. Berikut adalah beberapa teori dalam menghitung angka kepadatan penduduk.

a. Kepadatan Penduduk Aritmatik

Kepadatan penduduk aritmatik (kasar) adalah perbandingan antara jumlah penduduk dengan luas wilayah.

Rumus:

b. Kepadatan Penduduk Fisiologis

Kepadatan penduduk fisiologis adalah perbandingan antara jumlah penduduk dengan luas lahan pertanian.  

Rumus:

c. Kepadatan Penduduk Agraris

Kepadatan penduduk agraris adalah perbandingan antara jumlah penduduk petani dengan luas lahan pertanian.

Rumus:


5. Menghitung Komposisi Penduduk

Komposisi penduduk adalah pengelompokan penduduk berdasarkan kriteria tertentu atau karakteristik yang sama, seperti umur, jenis kelamin, pendidikan, matapencarian, tempat tinggal, agama, dan status perkawinan.

a. Komposisi Penduduk Menurut Struktur Umur

Struktur umur penduduk dipengaruhi oleh faktor kelahiran dan kematian. Struktur umur muda apabila kelompok usia muda (<15 tahun) adalah ≥ 35%, sedangkan struktur umur tua apabila kelompok umur muda (< 15 tahun) adalah < 15%. Jika penduduk usia muda lebih banyak dari usia tua, maka suatu negara membutuhkan lapangan kerja yang banyak. Bagi perencanaan pembangunan, komposisi menurut umur dapat digunakan untuk mengetahui kelompok usia nonproduktif (0–14tahundan > 65 tahun), kelompok usia produktif (15 – 64 tahun), proporsi wanita usia subur, dan rasio ketergantungan/beban tanggungan. 

Rasio ketergantungan atau dependency ratio adalah perbandingan jumlah penduduk non produktif dan produktif. Rasio ketergantungan menunjukkan kondisi ekonomi suatu negara, tergolong negara maju atau berkembang. Semakin kecil angka ketergantungan suatu negara, maka negara tersebut akan semakin baik.

Rumus:

Keterangan: 

Non produktif    : usia 0 – 14 tahun dan > 65 tahun 

Produktif            : usia 15 – 64 tahun

b. KomposisiPenduduk Menurut Jenis Kelamin (sex ratio) 

Komposisi ini dapat digunakan untuk mengetahui sex ratio atau nisbah jenis kelamin. Artinya, perbandingan jumlah penduduk laki-laki dengan jumlah penduduk perempuan.  

Rumus:


c. Komposisi Penduduk Menurut Pendidikan

Komposisi penduduk menurut pendidikan dapat dilihat dari angkat melek huruf, kepandaian dalam membaca,menulis serta jenjang pendidikan yang ditamatkan. 


d. Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencarian

Penduduk di negara maju sebagian besar bermatapencarian di bidang industri dan jasa, sedangkan di negara berkembang penduduknya banyak bekerja di bidang pertanian dan industri. Komposisi penduduk menurut mata pencarian digunakan untuk menentukan jenis keterampilan yang dibutuhkan penduduk.


e. Komposisi Penduduk Menurut Status Perkawinan

Berdasarkan status perkawinan (marital), penduduk dibedakan status kelompok belum kawin,  kawin,  cerai,  duda, atau janda.


f. Komposisi Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin

Komposisi ini dapat digunakan untuk menggambarkan piramida penduduk. Piramida penduduk merupakan grafik komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin.


6. Piramida Penduduk

Piramida penduduk merupakan grafik komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin. Dengan adanya piramida penduduk, kita dapat mengetahui perbandingan antara jumlah laki-laki dan perempuan serta jumlah tenaga kerja dan struktur penduduk suatu negara. Piramida penduduk memiliki tiga bentuk, yaitu :


a. Piramida Ekspansif (muda), jika sebagian besar penduduk berada dalam kelompok umur muda, ada pada negara yang memiliki angka kelahiran dan kematian tinggi, pertumbuhan penduduk cepat, rasio ketergantungan besar, dan butuh lapangan kerja luas. Contoh : Indonesia, Thailand, Filipina

b. Piramida Konstruktif (tua), jika jumlah kelompok umur muda sedikit, ada pada negara yang memiliki tingkat kelahiran rendah, pertumbuhan penduduk lambat, rasio ketergantungan kecil. Contoh : Jepang, Swedia, dan Amerika Serikat

c. Stasioner, jika banyaknya penduduk dalam tiap kelompok umur hampir sama, kecuali pada kelompok umur tertentu, terdapat pada negara yang memiliki tingkat kelahiran dan kematian rendah atau seimbang, pertumbuhan penduduk stabil, rasio ketergantungan hampir nol. Contoh : Belanda, Jerman dan Perancis. 

Piramida penduduk dapat digunakan untuk mengetahui komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin, jumlah penduduk, rasio ketergantungan, usia nonproduktif dan produktif, sex ratio, model pertumbuhan penduduk, struktur penduduk, meramalkan jumlah penduduk di masa yang akan datang dan menganalisis program KB dan tenaga kerja di suatu wilayah.


Related Posts
Zona Geografi
Seorang penggiat pengetahuan geografi yang selalu ingin berbagi pengetahuan dan informasi mengenai fenomena yang terjadi di Bumi

Related Posts

Posting Komentar