aRtmGj9nYCRgAUanjInMp3gEbQOqXBW58gLhi6IP

Potensi dan Sebaran Sumber Daya Alam Pertambangan di Indonesia

Indonesia berada di wilayah “Pasific Ring of Fire” atau Cincin Berapi Pasifik yang ditandai dengan kegiatan vulkanik yang tinggi. Hal tersebut karena  pergerakan tiga lempeng tektonik yang menghimpit Indonesia sehingga menimbulkan gejolak tektonik secara intensif di bawah permukaan bumi. Magma yang keluar dari perut bumi pada wilayah Ring of Fire mengandung berbagai logam berharga, terutama emas dan tembaga, sehingga  Indonesia secara potensial memiliki kekayaan alam berupa bahan tambang. Hal tersebut berdampak pada Indonesia yang menjadi salah satu negara di dunia yang kaya akan bahan tambang. Beraneka bahan tambang tersedia untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri maupun luar negeri. Aktivitas pertambangan telah menghasilkan banyak devisa bagi Indonesia. 

Pertambangan adalah suatu kegiatan pengambilan endapan bahan galian berharga dan bernilai ekonomis dari dalam kulit bumi, baik secara mekanis maupun manual, pada permukaan bumi, di bawah permukaan bumi dan di bawah permukaan air. Hasil kegiatan ini antara lain, minyak dan gas bumi, batubara, pasir besi, bijih timah, bijih nikel, bijih bauksit, bijih tembaga, bijih emas, perak dan bijih mangan. 

Menurut UU No. 4 tahun 2009 tentang pertambangan mineral dan batu-bara, pertambangan adalah sebagian atau seluruh tahapan kegiatan dalam rangka penelitian, pengelolaan, dan pengusahaan mineral atau batu-bara yang meliputi penyelidikan umum, eksplorasi, studi kelayakan, konstruksi, penambangan, pengolahan, dan pemurnian, pengangkutan dan penjualan serta kegiatan pascatambang.

A. Potensi dan Sebaran Barang Tambang di Indonesia 

1. Minyak Bumi dan Gas  

Minyak bumi dan gas merupakan minyak mentah berupa campuran dari berbagai senyawa hidrokarbon. Minyak bumi dan gas bermanfaat sebagai sumber energi utama yang saat ini banyak dipakai untuk keperluan industri, tranportasi, dan rumah tangga. Agar dapat dimanfaatkan secara optimal, minyak mentah diproses terlebih dahulu dalam kilang minyak. Penambangan minyak bumi dan gas dilakukan pada cekungan tersier yang tersebar di Indonesia. Sedimen tersier adalah endapan yang terbentuk 70.000.000 tahun yang lalu. Di Indonesia terdapat 60 cekungan sedimen tersier, yang terdiri atas 14 cekungan sudah diproduksi, 10 cekungan terbukti mengandung hidrokarbon tetapi belum diproduksi, 14 cekungan sudah dibor tetapi belum menunjukkan hasil dan 22 cekungan belum di ekploitasi secara intensif karena berada di daerah laut dalam.  

Daerah penghasil minyak bumi di Indonesia, meliputi: 

  • Pulau Sumatera: Lhoksumawe dan Peureula (Aceh); Tanjung Pura (Sumatera Utara); Dumai dan Sungaipakning (Riau); dan Muara Enim, Plaju, Sungai Gerong (Sumatera Selatan). 
  • Pulau Jawa: Wonokromo dan Delta (Jawa Timur); Cepu dan Cilacap (Jawa Tengah); Majalengka dan Jatibarang  (Jawa Barat). 
  • Pulau Papua: Sorong, Babo, dan Kalmono. 
  • Kepuluan Maluku: P. Seram dan Tenggara. 
  • Pulau Kalimantan: Balikpapan, P. Tarakan, P. Bunyu, Rantau, Tanjung, Amuntai, dan Sungai Mahakam. 

Daerah penghasil gas alam untuk bahan bakar elpiji (LPG-Liquefid Petroleum Gas) terdapat di Arun (Aceh), Bontang (Kalimantan), Jawa Barat, Sumatera Utara, dan Sumatera Selatan.

2. Batu Bara 

Batu bara adalah batuan sedimen yang terbentuk dari sisa tumbuhan yang telah mati dan mengendap selama jutaan tahun yang lalu. Unsur-unsur penyusun utama adalah karbon, hidrogen, dan oksigen. Energi yang dihasilkan batu bara dapat digunakan untuk pembangkit listrik, untuk keperluan rumah tangga (memasak), pembakaran pada industri batu bata atau genteng, semen, batu kapur, bijih besi dan baja, industri kimia, dan lain-lain.  

Cadangan batu bara Indonesia hanya 0,5 % dari cadangan dunia. Namun, dari segi produksi Indonesia menempati posisi keenam dengan jumlah produksi mencapai 246 juta ton, peringkat pertama ditempati Tiongkok dengan jumlah produksi 2.761 juta ton, disusul USA 1007 juta ton, India 490 juta ton, Australia 325 juta ton, Rusia 247 juta ton. Batu bara dapat dijumpai di sejumlah pulau, yaitu Kalimantan dan Sumatra. Potensi batu bara di kedua pulau tersebut sangat besar. Pertambangan batu bara di Kalimantan terdapat di Kalimantan Timur (Lembah Sungai Berau dan Samarinda), Sumatra Barat (Ombilin dan Sawahlunto), Sumatra Selatan (Bukit Asam dan Tanjung Enim). 

3. Emas  

Emas terbentuk karena proses magmatisme secara mekanis yang menghasilkan endapan letakan (placer). Cadangan emas Indonesia berkisar 2,3% dari cadangan emas dunia. Dengan cadangan sebesar itu, Indonesia menduduki peringkat ke-7 yang memiliki potensi emas terbesar di dunia. Sedangkan produksi emas Indonesia sekitar 6,7% produksi emas dunia dan menduduki peringkat ke 6 di dunia. Namun menurut data World Gold Council per Juni 2015, Indonesia menduduki peringkat ke 40 dengan cadangan emas sekitar 78,1 ton atau setara dengan 0,24 persen. Manfaat emas sebagai perhiasan, perlengkapan pesawat ruang angkasa, investasi, terapi kecantikan, bahan membuatn penghargaan, dan lainnya.  

Penambangan emas terdapat di daerah Nangroe Aceh Darussalam 

(Meulaboh), Riau (Logos), Bengkulu (Rejang Lebong), Sulawesi Utara (Bolaang Mongondow, Minahasa), Kalimantan Barat (Sambas), Jawa Barat (Cikotok, Pongkor), dan Freeport (Timika, Papua). 

4. Tembaga 

Pada umumnya bijih tembaga di Indonesia terbentuk secara magmatik. Pebentukan endapan magmatik dapat berupa proses hidrotermal atau metasomatisme. Cadangan tembaga Indonesia sekitar 4,1 % dari cadangan tembaga dunia (peringkat ke -7 dunia). Sedangkan dari sisi produksinya mencapai 10,4% dari produksi dunia (peringkat ke-2 dunia). Pada tahun 2014 cadangan tembaga Indonesia mencapai 13,15 juta ton.  

Tembaga digunakan untuk kelistrikan seperti kawat, kabel transmisi, generator, motor listrik, dan sebagainya. Tembaga banyak dimanfaatkan dalam industri peralatan listrik, industri konstruksi, pesawat terbang, kapal laut, dan lain-lain. Penambangan tembaga Indonesia terdapat di daerah Papua yaitu Tembagapura yang dilakukan oleh PT. Freeport. 

5. Timah  

Timah terbentuk dari endapan primer pada batuan granit. Pada daerah sentuhan batuan endapan metamorf yang biasanya berasosiasi dengan turmalin dan urat kuarsa timah. Menurut sejumlah survei geologis tahun 2015, cadangan bijih timah terukur di Indonesia adalah terbanyak kedua di dunia, 800 ribu ton, dan pada 2014 hasil penambangannya  setara 19,77 persen dari produksi global. 

Timah dimanfaatkan sebagai bahan baku logam pelapis, solder, cendera mata, dan lain-lain. Aktivitas penambangan timah terdapat di Sungai Liat (Pulau Bangka), Manggara (Pulau Belitung), dan Dabo (Pulau Singkep) serta Pulau Karimun. 

6. Pasir besi 

Umumnya pasir besi terdiri atas mineral topak yang bercampur dengan butiran-butiran dari mineral nonlogam seperti kuarsa, kalsit, feldspar, ampibol, piroksen, biotit, dan turmalin. Pasir besi dimanfaatkan untuk kegitatan industri logam dan semen. Menurut Badan Geologi (KESDM: 2014), sumberdaya pasir besi yang tersedia 2.121 juta ton dengan besi yang berupa logam sebanyak 425,4 juta ton (2014). Aktivitas penambangan pasir besi dapat ditemukan di Cilacap (Jawa Tengah), Sumatra, Lombok, Yogyakarta, Gunung Tegak (Lampung), Pegunungan Verbeek (Sulawesi Selatan), dan Pulau Sebuku (Kalimantan Selatan). 

7. Bauksit (Aluminium) 

Bauksit merupakan bahan heterogen yang mempunyai mineral dengan susunan utama hasil oksidasi aluminium. Bauksit berguna sebagai dasar pembuatan aluminium. Bauksit bermanfaat untuk industri keramik, logam, kimia, dan matulergi. Indonesia memiliki potensi bauksit yang cukup besar dengan produksi mencapai 1.262.710 ton. Penambangan bauksit berada di daerah Riau (Pulau Bintan) dan Kalimantan Barat (Singkawang).

8. Nikel 

Nikel biasanya terbentuk bersama-sama dengan kromit dan platina dalam batuan ultrabase seperti paridotit, baik termetamorfkan ataupun tidak. Cadangan nikel indonesia sekitar 2,9% dari cadangan nikel dunia, dan meupakan peringkat ke-8 sedangkan dari sisi produksi adalah 8,6% dan merupakan peringkat ke -4 dunia. Persebarannya Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, Maluku.



B. Sebaran Barang Tambang di Indonesia

1. Mineral Logam

Mineral logam dibedakan menjadi lima macam yaitu logam dasar, logam besi, logam mulia, dan logam radioaktif. Potensi persebarannya dijelaskan pada tabel sebagai berikut.



2. Mineral nonlogam 

Mineral non logam diklasifikasikan menjadi beberapa jenis bahan galian yaitu bahan galian bangunan, bahan galian industri, bahan galian batu permata, dan bahan galian mineral keramik. Wilayah persebaran mineral non logam dijelaskan pada tabel sebagai berikut




Related Posts
Zona Geografi
Seorang penggiat pengetahuan geografi yang selalu ingin berbagi pengetahuan dan informasi mengenai fenomena yang terjadi di Bumi

Related Posts

1 komentar

  1. siapapun yang telah berdedikasi untuk membuat web edukasi ini, saya ucapkan banyak banyak terimakasih karena dengan web ini saya dapat membuat tugas saya dengan baik dan lengkap. saya sangat mengapresiasi atas 'kebersihan' dan kenyamanan dari web ini. sekali lagi saya ucapkan terimakasih dan kalau bisa terus meng-update materi materi nya lagi ya :)

    BalasHapus
Berkomentarlah dengan bijak dan sopan, jangan spam, link aktif langsung hapus.